Diduga Salah Sasaran, Ketua Lembaga KPK Cianjur Desak Kejaksaan Dan BNPB Validasi Bantuan Gempa Kp. Rawa Jaya
Intelmedia.co, Cianjur, Warga masyarakat Desa Sarongge Kec. Pacet, Kab. Cianjur, Jawa Barat protes dengan keras terhadap pemeritah daerah dan pemerintah desa yang di duga telah melakukan tindakan salah sasaran, bahkan kades diduga telah melakukan pembiaran terkait dengan pencairan dana bantuan gempa yang berada di wilayah desa sarongge kec.pacet cianjur. "ada dua kepala keluarga yang telah menerima dana bantuan gempa dengan klasifikasi rusak berat, dengan satu objek yang sama, satu rumah di cairkan oleh dua orang kepala keluarga, hingga keduanya mendapatkan dana bantuan tsb". Terang beberapa warga yang mengadukan hal tersebut kepada awak intelmedia.co.
Dengan adanya aduan tersebut tim awak intelmedia.co langsung mengunjungi ketua Rt O3/03 di lokasi tersebut dan melakukan konfirmasi terkait keluhan warganya. di terangkan pula oleh ketua Rt 03/03 desa sarongge "betul dengan apa yang menjadi miskomunikasi antara warga dengan pihak pengurus gempa, ada salah satu warga atas nama Nanang dan juga anak kadungnya yang bernama Jaya yg tinggal di kedusunan kami, mereka mendapatkan bantuan gempa dobel, anak dan bapak tinggal satu rumah yang sama, rumahnya hancur akibat gempa dan kami sebagai ketua RT mendata sesuai perintah desa dan kami ajukan atas nama Nanang hingga bapak Nanang mendapatkan bantuan dengan nilai klasifikasi rusak berat, setelah Nanang mendapat bantuan anaknya pun dapat kembali mendapat bantuan yang sama padahal Jaya dan Nanang tinggal dalam satu rumah yg sama hanya saja dengan 2 kartu keluarga yang berbeda, dan sekarang dana bantuan yang di terima anak nya di pakai untuk membeli atas sebidang tanah dari adik kandung Jaya yang di bayar dengan dana tahap pertama yang di cairkan Jaya". saat ketua Rt O3/03 di konfirmasi dirinya mengakui "saya tidak pernah merasa memberikan rekomendasi pada Jaya dan akibat kejadian tersebut banyak warga kami yang jadi banyak salah paham terkait dengan kejadian tersebut, kami sebagai RT mencoba untuk memberikan penjelasan yang sejelas- jelasnya dan di saat kami sedang melakukan musyawarah malah hadir oknum ketua BPD dari desa Sarongge yang mencoba intervensi kepada kami dengan bahasa "jika ada yang ikut campur dalam hal tersebut maka pencairan bantuan warga lainya akan dia batalkan dan tidak akan pernah bisa di cairkan". Terangnya.
"Atas kejadian tersebut kami warga masyarkat desa Sarongge yang sama-sama menjadi korban gempa meminta pihak berwajib dan berwenang agar bisa memberikan pejelasan dan ketegasan dan kami dengan warga korban gempa lainya yang berada di desa sarongge akan mendatangi pihak BNPB dan kejaksaan secara beramai-ramai karna hal tersebut dinilai oleh kami tidak adil, di kedusunan kami masih banyak korban gempa yang belum menerima bantuan gempa dengan sepenuhnya dari pemerintah, tapi kenapa satu rumah dengan dua KK ini bisa dengan begitu mudah mencairkan dana bantuan gempa meskipun bapak dan anak tersebut tinggal satu atap dan mereka menerima bantuan dengan nilai seratus dua puluh juta rupiah,(120.000.000) padahal mutlak pemeritah pusat saja hanya menurunkan bantuan 1 rumah untuk satu KK rusak berat hanya Enam puluh juta rupiah dan itupun bisa didapat dengan proses yang sangat sulit". terang ketua RT pada awak media sewaktu di wawancara di kediamannya, selasa 11/04/23.
Selain itu ketua RT 03/03 sempat menemui kepala desa dan juga BPD agar menunda salah satu pencairan dananya agar tidak terjadi salah paham dengan warga lainya, namun kepala desa dan BPD tidak merespon dengan baik dan malah berujung dengan adanya intervensi pada warga lainya dengan berbahasa "yang ikut campur pencairanya akan di pending". terang BPD kepada ketua RT setempat.
Bahkan sewaktu tim intelmedia.co datangi rumah RT 03/03 kebetulan petugas BNPB wawan juga turut hadir namun dirinya tidak mengeluarkan bahasa apapaun selain dari bahasa dana harus dikembalikan bahkan babinsa yang turut hadir pada hari tersebut, mengatakan akan menindak tegas barang siapapun yang mencoba melanggar pencairan dana batuan gempa, "saat ini saya sebagai babinsa selalu stanby di posko BOD yang sudah disiapkan jadi saya harap jika ada warga korban gempa yang merasa di intervensi dan di takut takuti tidak jelas silahkan datang pada posko kami". Tegasnya.
(RED: PUDIN AR)