lntelmedia.co, Mataram NTB. Wakil wali kota mataram H. Mohan Roliskan terjun langsung ke TKP meninjau konflik horizontal yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 1 Juli 2017 pukul 16.00 wita antara Warga Presak Timur dengan Warga Lingkungan Asak di Jalan Banda Sraya dengan berawal dari Bunyi-bunyian gambelan Gong pengiring Penjemputan Pengantin Wanita dari Lingkungan Karang Buaya Kel. Pagutan Timur Kecamatan Mataram melalui route Lingkungan Asak melewati Jalan Banda Seraya, Simpang4 Pagutan, Jl. R.M. Panji Anom (tempat Berhias) dan kembali ke Lingkungan Asak, namun sampai di depan Masjid Al Hamidi Presak Timur ditegur oleh Penghulu Masjid an. HABIBUL BADAWI namun warga iring-iringan pengantin tidak menerima teguran tersebut sehingga trjadi adu argumentasi dan iring-iringan tetap berjalan sampai dirumah Pengantin Laki-laki, agar tidak terjadi keributan berlanjut maka dilakukan pertemuan di Polsek Pagutan. Pada pukul 16.30 wita diadakan mediasi antar kedua belah pihak yang dihadiri oleh Kapolsek Pagutan, Penghulu Masjid Al Hamidi, Perwakilan Warga Lingkungan Asak dan Perwakilan Warga Lingkungan Presak Timur dengan saling mempertahankan argumen tentang kesepakatan yang tidak tertulis sejak zaman Kerajaan, dari Lingkungan Presak mengatakan itu wajib dliaksanakan, namun warga Lingkungan Asak keberatan karena belum adanya ketentuan yang tertulis, tidak kepuasan pada pertemuan mediasi tersebut sehingga perwakilan warga kembali ke kelompoknya masing-masing dan warga kedua belah pihak pada keluar dengan membawa senjata tajam brupa Tombak, Keris dan parang serta senjata tajam lainnya, sempat terjadi saling lempar batu dari kedua belah pihak sehingga menimbulkan kerusakan mobil pickup pada kaca depannya serta ada satu dari warga Asak luka pada bagian kepala an. Nengah Dujana, 53 th asal Lingk Asak karena dilempar dr arah brlakang oleh anaknya sendiri. Untuk menyelesaikan keributan tersebut diadakan pertemuan yang kedua di Polsek Pagutan yang dihadiri oleh Dir lntelkam, Dansat Btimob, Dir Sabhara, Kapolres Mataram, Dan Dim Lombok Barat, Wakil Walikota Mataram, Camat Sekarbela, Kapolsek Pagutan, Sekcam Mataram, Ketua PHDI Kota Mataram dan Tokoh Masyarakat Lingkungan Presak dan Tokoh Masyarakat Lingkungan Asak dengan kesepakatan : “agar permasalahan ini tidak berkembang lebih jauh lagi, permasalahan yang terjadi hari ini maka perlu adanya koordinasi bagaimana solusi agar tidak trjadi lagi masalah seperti ini karna adanya prosesi keagamaan baik dari pihak Muslim maupun pihak Hindu dan agar masing masing tokoh Masyarakat kedua belah pihak bisa meneduhkan warganya dan tidak ada yang mengeluarkan atau membawa senjata tajam yg dapat memancing permusuhan dan apabila masih ada yg kedapatan membawa senjata tajam dan barang berbahaya lainnya, maka akan diproses secara hukum. kedua pihak menahan diri dan tidak ada pengumpulan massa dan tidak ada upaya-upaya propokatif dan akan dibicarakan tentang kesepakatan yang akan dituangkan secara tertulis yg akan dapat membuat kedua belah pihak tidak merasa dikekang dan merasa berkeberatan, sehingga dapat dipedomani antara kedua belah pihak imbuh wali kota mataram H. mohan roliskan, Kapolsek Pagutan menambahkan bahwa upaya peneyempurnaan kesepakatan tertulis yg akan dibuat agar dapat mempererat kedua budaya berbeda yang dapat menaungi kerukunan antar umat beragama yang ada didua belah pihak Lingkungan. Agar diadakan penggalangan dan penjagaan pasca keributan utk mengantisifasi keributan susulan dan adanya propokasi pihak lain yang menginginkan suasana tidak aman dan nyaman situasi (kamtibmas)” cdr intelmedia.co.