Muhamad Firdaus oiwobo SH atau Alif Muhammad Syah Bersama sultan lainnya
Intelmedia.co Kamis 15/9/2022
Baru baru ini Indonesia dikejutkan oleh muncul nya orang yang mengaku cicit dari Sultan Ismail Muhamad Syah yang bernama Muhamad firdaus oiwobo SH.
Peristiwa ini mulai viral ketika claim firdaus dibantah keras oleh Ratna yang mengaku juga sebagai seseorang yang bertugas menjaga musem dan dosen serta cicit kesultanan Bima yang bernama Sultan Salahudin.
Peristiwa inipun membuat geger dunia Maya bahkan menjadi pembahasan para kaum intelektual dan kerabat kesultanan se-Indonesia.
Firdaus yang mengaku sebagai cicit Ompu kako atau putra mahkota kesultanan Bima yang hilang ini muncul dan viral secara tiba tiba.
Menurut Ratna selaku penjaga museum sampa raja Bima bahwa keturunannya tidak mempunyai keluarga bernama Muhamad firdaus oiwobo sh.
Namun firdaus membantahnya dengan silsilah yang dimiliki nya dari lembaga adat Maria Wawo dimana tempat Sultan Ismail Muhammad Syah memimpin kesultanannya saat itu.
INILAH SILSILAH KETURUNAN SULTAN ISMAIL MUHAMMAD SYAH (KAKE BUYUT DARI H. MUHAMAD FIRDAUS OIWOBO,S.H. ) bermula dari Raja Pertama Bernama INDERA ZAMRUT hingga keturunannya secara syah.
1. Indera Zamrut
2. Batara Indera Bima
3. Batara Sang Luka
4. Batara Sang Bima
5. Batara Matra Indarwata
6. Batara Matra Inderatarati
7. Manggampo Jawa
8. Puteri Ratna Lila
9. Maharaja Indera Kumala
10. Batara Indera Luka
11. Maharaja Bima Indera Seri
12. Mawaa Paju Longge
13. Mawaa Indera Mbojo
14. Mawaa Bilmana
15. Manggampo Donggo
16. Mambora ba pili Tuta
17. Tureli Nggampo
18. Mawaa Ndapa
19. Ruma Samara
20. Ruma Sarise
21. Ruma Mantau Asi Sawo
22. Ruma manuru Sarei
23. Tureli Nggampo
24. Mambora di Sapega
25. Mantau Asi Peka
Berikut Daftar raja-raja Kerajaan Bima setelah berubah menjadi kesultanan Islam
26. Abdul Kahir I atau Ruma-ta Ma Bata Wadu anak kandung dari raja Mantau asi peka (1620-1640 M)
27. I Ambela Abdul Kahir Sirajuddin atau Mantau Uma Jati (1640-1682 M)
28. Nuruddin Abu Bakar All Syah atau Mawa'a Paju (1682-1687 M)
29. Jamaluddin Ali Syah atau Mawa'a Romo (1687-1696 M)
30. Hasanuddin Muhammad Syah atau Mabata Bo'u (1696-1731 M)
31. Alauddin Muhammad Syah atau Manuru Daha (1731-1748 M)
32. Kamalat Syah atau Rante Patola Sitti Rabi'ah (1748-1751 M)
33. Abdul Kadim Muhammad Syah atau Mawa'a Taho (1751-1773 M)
34. Abdul Hamid Muhammad Syah atau Mantau Asi Saninu (1773-1817 M)
35. Ismail Muhammad Syah atau Mantau Dana Sigi (1817-1854 M)
36. Abdullah atau Mawa'a Adil (1854-1868 M)
37. Abdul Aziz atau Mawa'a Sampela (1868-1881 M)
38. Ibrahim atau Mma Tahi Parange (1881-1915 M)
39. Muhammad Salahuddin (1915-1951 M).
Sejarah sultan ismail Muhammad syah (sultan bima)
Sultan ismail Muhammad syah mempunyai istri pertama yang Bernama Maria wawo (wai seo) yang berasal dari keluarga sultan deli Sumatra yang berlokasi di gunung meriah sumatra utara tepatnya dideli serdang.
Keluarga sala satu kesultanan deli Maria hijrah ke pulau sumbawa Bersama pengikutnya Ketika keberadaan mereka terusik penjajah dan pergolakan antara raja raja disumatra .
Disulawesi selatanlah tempat mereka awal hijrah dari Sumatra utara (lereng gunung Meriah Sumatra utara) ke sualwesi selatan tepatnya didesa Maria Ori Wawo Sulawesi Selatan, karena desa maria ori wawopun mereka yang memberi nama.
Dari Sulawesi selatan tepatnya desa Maria Ori Wawo keluarga sultan deli Maria hijrah Bersama rombongan nya ke pulau sumbawa bagian timur tepatnya mereka berlabuh di pantai PAI kecamatan wera.dipantai PAI mereka memilih tinggal di tepi sungai yang Bernama Sori sigi.
Di sori sigi itulah oleh sultan deli dibangunlah dua kampung yang diberinama kampung Wosu dan kampung ndaru.
Setelah puluhan tahun mereka tinggal di kampung wosu dan kampung ndaru lalu mereka pindah lagi kekampung doro Diha ,setelah dari doro diha yang terletak di puncak gunung Donggo (sekarang Bernama desa maria wawo), setelah lama tinggal didoro diha akhirnya masyarakat Maria pindah lagi ke Rasa Toi (dusun Kawae Maria Utara), setelah putri sultan deli Maria Menikah dengan Sultan ismail Muhammad Syah ,masyarakat Maria di perintah untuk tinggal ke tepi jalan raya Lintas Wawo -Sape dengan membangun asi Mbojo Maria.
Dan kampung mariapun dinamakan desa maria Oleh Sultan Ismail Muhammad Syah untuk mengenang sejarah Istri pertamanyanya yang Bernama Putri Maria atau Wai Seo yang berasal dari Kesultanan Deli yang terletak dilereng Gunung Meriah ,Deli Serdang Sumatra Utara.
Pernikahan Putri dari kesultanan deli Serdang meriah (Wai Seo) atau maria dengan Sultan Ismail Muhamad Syah ini dikaruniai beberapa orang anak ,Yaitu :
1.Ompu Kako Wai seo ( La Kako Ruma Ma Mbora ) bergelar muhamamd Syah.
2.Hami Ompu Awe
3.Mene Wai Ibsya
4.Sa,Adiah Ina Pero
5.Boa Ompu Beda
6.Some Ompu Jaminah
7.Wae Nari Ma made Mbaru (tidak Punya Keturunan)
Lalu anak pertama dari Ompu Kako ( Ruma Ma Mbora) ,Yaitu :
1. Balu ama seo
2. Samina Ina Jaenab
3. Fifa Ina Sa ami
4. Ismail ama siti hawa
5. Maryan Ina Jaminah
6. Baso ama Muna
7. Samuda ama semba
8. Bahasa ama Ali
9. Yakub
Anak Ke tiga dari La Kako (Ruma Ma Mbora) adalah Fifa Ina sa ami yang menikah dengan laki laki bernama Abdullah, lalu dari pernikahan Fifa dan Abdulah lahirlah Seorang anak laki laki tunggal Yang Bernama Sa ami atau H.Sa amin .H. Sa amin menikahi Gadis dari silsilah kesultanan Sulawesi selatan (Bugis ) yang berdomisi di sape ,yang Bernama Habibah (Mbau), dari pernikahan sa ami dengan Habibah Lahirlah anak anak yang Bernama :
1. Alm Nurdin (tidak punya keturunan karena meninggal remaja)
2. Dea. Hj sarinah Sa amin,S.pd
3. Nuraini (ibu ni),S.pd
4. Alm.Ikdaudin,S.pd
5. Iskandar
6. Alm.jumrah
7. Siti Marifah,S.pd
8. Alm.Alena
9. Alm.Mpida
10. Hj.Sri Maryani (Umi Ida)
Anak Kedua dari H.Sa amin Bernama Hj.Sarinah,S.pd menikah dengan Drs H.Chaerul Abdul kadir Muhammad,S.pd,S.ip (Alm) cucu kandung dari Datuk Sulaeman (Ompu Sulu) yang pernah juga menjadi pejabat istana kesultanan Bima,pernikahan keduanya melahirkan anak Bernama :
1.Muhammad Firdaus oiwobo,S.H.
2. Gamal Assidik,S.E,
3. Nurafni Febriyanti,S.E.
Sejarah Istri kedua dari Sultan Ismail Muhammad Syah dan Gelar Muhammad Syah tidak lagi disematkan kepada para Sultan
Paska kesultanan bima ditimpa musibah akibat letusan gunung Tambora dan rong rongan penjajah kepada kesultanan bima yang di pimpin oleh sultan Ismail Muhammad syah untuk tunduk kepada penjajah ,Sultan Ismail Muhammad syah kehilangan orang yang sangat dikasihinya yang Bernama Putri Maria yang meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di desa Kwae maria wawo.
Sang calon Putra Mahkota yang Bernama La KAKO (Ruma Ma bora) yang bergelar muhammad Syah anak pertama dari Putri maria wawo (wai Seo) pun terpaksa diungsikan dan di hilangkan identitasnya oleh Sultan Ismail Muhammad Syah hingga namanyapun tidak tercatat dalam sejarah kesultanan Bima demi menjaga keselamatan sang Putra Mahkota saat itu.
La Kako atau ruma ma mbora pun di ungsikan kebeberapa daerah dibima diantaranya sila dan Donggo,karena saat itu ingin dibunuh Oleh Penjajah (pada saat itu penjajah akan menghabisi siapa saja Sultan dan putra mahkota keturunannya yang tidak patuh kepada belanda) dan sultan Ismail Muhammad Syah Dianggap tidak Patuh Kepada Perintah belanda.
Dan sejak hijrah nya sultan Ismail ke beberapa daerah diantaranya Sumbawa,sulawesi selatan dan daerah lainnya maka Mulai saat itulah penjajah belanda tidak lagi mencari Sultan Ismail Muhamad Syah dan putra mahkota sultan bima yang Bernama La Kako (Ruma Ma Mbora) yang seharusnya menjadi sultan bima sebagai generasi penerus Gelar Muhammad Syah,karena La Kako dianggap hilang (mati ) oleh penjajah.
La Kako pun menjelma Menjadi masyarakat Biasa hingga turun Temurunnya.
Tekanan dari penjajah membuat Sultan Ismail Muhammad Syah Menjadi target Mati penjajah belanda sehingga memporak porandakan kehidupan pribadinya Bersama keluarga tercinta, sultan ismailpun sempat melarikan diri dari kejaran penjajah kebeberapa tempat dibima termasuk ke Sulawesi selatan.
Dalam pelariannya ke Sulawesi selatan dan sumbawa akhirnya Sultan Ismail Muhammad syah menikah lagi untuk yang kedua kalinya dengan Putri Muhammad Anwar bin Abdul nabi yang berasal dari kesultanan Goa Talo Sulawesi selatan yang berjulukan Ma wa a Kali dan melahirkan Putra Tunggal Bernama Abdullah,setelah mempunyai anak Bernama Abdullah akhirnya Sultan Ismail Muhammad syah Kembali ke Bima.
Sekembali nya dari Sulawesi selatan ketanah bima sultan ismail masih memimpin bima dan masih dianggap sebagai Sultan bima,sultan Ismail Muhammad Syah pun Kembali menikah untuk ketiga kalinya dengan Putri Bima dan mempunyai seorang anak Kembali yang Bernama Siti Aisyah Umi Salama.
Sultan Ismail Muhammad syah pun masih menjadi target pembunuhan penjajah dan anteknya, hingga suatu ketika Sultan ismailpun terbunuh oleh penjajah dan penghianat kerajaan.
Sultan Ismail Muhammad syahpun dimakamkan di samping Istri pertamanya yang bernama Putri Maria (wai Seo) dan Pemakaman Sultan ismailpun berlangsung di desa Kwae Maria wawo pada tahun 1854 dengan hikmat, dan tahun 1985 jasad Sultan Ismailpun dipindah ke pemakaman para sultan Oleh Putra kahir di sigi Nae Mbojo. (masjid Sultan Bima) dan dimakamkan di samping makam ayahnya ( sultan Abdul Hamid Muhammad syah) dan kakeknya (Sultan Abdul Khadim Muhammad syah).
Dan akhirnya setelah wafatnya Sultan Ismail Muhamad Syah maka kesultanan Bima pun dipimpin oleh Sultan Abdullah anak dari istri kedua atau selir dari Sultan Ismail Muhammad Syah hingga saat ini.
Hadirnya Muhamad firdaus oiwobo SH saat di wawancara oleh team intelmedia.co mengungkapkan bahwa dirinya mulai menampakan diri karena ingin memperbaiki sejarah dan situs kesultanan dan kerajaan Bima yang lama kabur dan kurang jelas.
" Saya hadir sebagai generasi putra mahkota kesultanan Bima untuk meluruskan sejarah kesultanan bima.agar tidak rancu dan kabur.jangan sampai cerita ini banyak direkayasa dan terkesan di monopoli oleh oknum secara sepihak," ujar firdaus yang mempunyai gelar ALIF MUHAMMAD SYAH ini.
Demikianlah sekelumit kisah tentang Sultan Ismail Muhammad Syah.
Jika ada kesalahan datangnya dari saya selaku penulis dan jika ada kebenaran maka datangnya dari ALLAH SWT. ( Red#syh)